Search

Jumat, 22 Maret 2013

Infertilitas


♦ Apa sih Infertilitas Itu?? ♦

Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 1-2 tahun. Menurut data demografis dunia, 12,5 % pasangan usia subur mengalami kesulitan mendapatkan anak.

Infertilitas terutama lebih banyak terjadi di kota-kota besar karena gaya hidup yang penuh stres, emosional dan kerja keras serta pola makan yang tidak seimbang.

Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita, kedua-duanya, maupun pasangan. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur.

Disebut infertilitas primer jika belum pernah punya anak, dan disebut infertilitas sekunder jika sudah pernah riwayat melahirkan anak namun belum hamil lagi setelah sekian lama.

Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan tersebut.

Terdapat 5 faktor utama yg perlu diperhatikan dalam kasus infertilitas :

1. Faktor laki2, yaitu kualitas sperma si laki2, kurang lebih 30% dari seluruh kasus infertilitas
2. Faktor serviks atau mulut rahim, sekitar 10% penyebab infertilitas
3. Faktor disfungsi dari indung telur/ovarium, berkontribusi 25% kasus infertil
4. Faktor kelainan anatomi di organ uterus/rahim dan ovarium, seperti mioma/kista, sekitar 25%
5. Faktor yg tdk dpt diketahui sebabnya berkisar 10%

Untuk melakukan investigasi kondisi kesuburan pasangan, perlu pemeriksaan lengkap fisik, riwayat penyakit terdahulu, riwayat hubungan dan frekuensi hubungan seksual, siklus haid, adanya nyeri haid, riwayat merokok, alkohol, faktor kegemukan dll.

Setelah itu perlu dilakukan pemeriksaan analisa sperma untuk menilai kualitas sperma. Kualitas sperma yang normal dinilai dari jumlahnya (>20juta sel/ml), gerakannya (>50%), dan bentuk selnya (>30%).

Untuk penilaian adanya disfungsi dari ovarium perlu pemeriksaan hormonal, seperti penilaian hormon FSH hari ke3, hormon progesteron pada fase midluteal, pengukuran folikel ovarium dengan USG, dan pemberian challenge test dengan klomifen sitrat.

Untuk menyingkirkan masalah kelainan anatomi rahim dan organ reproduksi lain, bisa dilakukan dengan pemeriksaan HSG (histerosalpingogram) untuk melihat adakah sumbatan pada tuba falopii dan USG untuk mencaritahu adakah kista endometriosis, adakah mioma atau adenomiosis atau kelainan lain.

Tindakan terapeutik yg akan dilakukan oleh dokter kandungan akan disesuaikan dari hasil temuan masalah dari pemeriksaan2 di atas, mulai dari pemberian penyubur, inseminasi, sampai akhirnya ke program bayi tabung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar