Search

Senin, 18 Maret 2013

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Sekarang kegiatan IMD semakin marak dilakukan karena ternyata dari hasil penelitian dalam dan luar negeri, IMD tidak hanya menyukseskan pemberian ASI eksklusif tetapi juga menyelamatkan nyawa bayi baru lahir berusia di bawah 28 hari. Jika bayi diberi kesempatan menyusu yang didahului dengan melakukan kontak kulit antara ibu dan bayinya, setidaknya dalam 1—2 jam pertama, maka 22% nyawa bayi berusia di bawah 28 hari dapat diselamatkan.
Mengapa dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)?
Selama ini, ada satu hal yang tidak disadari orang tua dan tenaga medis, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tetapi sangat menentukan bagi kehidupan si bayi selanjutnya, yaitu perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya dalam jam-jam pertama setelah bayi dilahirkan. Ternyata ibu dan bayi sudah dapat berinteraksi dalam menit-menit pertama, apabila kontak kulit antara ibu dan bayi dilakukan. Bayi menunjukkan kemampuan yang menakjubkan dengan merangkak ke arah payudara ibu dan akan menyusu sendiri bila sudah siap untuk menyusu (the breast crawl). Ketakutan bayi akan kedinginan tidak dapat dijadikan alasan, karena ternyata kulit ibu yang sedang melahirkan memiliki kemampuan untuk saling menyesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan bayinya (thermal synchrony).
Kontak kulit ibu dan bayi segera setelah lahir penting bagi kehidupan bayi selanjutnya karena ibu dan bayi akan merasa lebih tenang, ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi terjalin lebih dini dan akan menjadi lebih erat di kemudian hari. Perasaan tenang, bahagia, merasa dibutuhkan oleh bayinya akan memicu pengeluaran hormon oksitosin ibu yang berfungsi merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Bagi bayi kontak kulit ini akan membuat sistem pernapasan dan aliran darah akan menjadi stabil, bayi jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. Hormon oksitosin juga terpicu dengan gerakan hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting dan payudara ibu, dan juga jilatan serta hisapan bayi pada payudara ibu. Pada saat merangkak mencari payudara ibu, bayi akan menjilat-jilat kulit ibu. Aktivitas tersebut memungkinkan bayi menelan bakteri ‘baik’ dari kulit ibu yang akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi dan menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungannya. Dengan demikian bayi sejak dini sudah mempunyai pertahanan pada kulit dan ususnya.
Lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum bayi berhasil menyusu Bayi baru lahir yang mendapat kontak kulit ke kulit segera setelah lahir, akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu.
  1. Dalam 30—45 menit pertama: Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke ibunya. Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke luar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman bayi terhadap lingkungannya. Hal ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri ibu akan kemampuannya menyusui dan mendidik anaknya. Demikian pula halnya dengan ayah, dengan melihat bayi dan istrinya dalam suasana menyenangkan ini, akan tertanam rasa percaya diri ayah untuk ikut membantu keberhasilan ibu menyusui dan mendidik anaknya
  2. Antara 45—60 menit pertama: Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu dan bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan ke-2 tangan bayi pada saat bayi baru lahir.
  3. Mengeluarkan liur: Saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan liur. 
  4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara : Areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.
  5. Menyusu: Akhirnya bayi menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusu.



Contoh Inisiasi yang salah : 

Tidak Perlu Memaksakan bayi yang belum siap untuk inisiasi
bayi yang sama menunjukan kesiapan untuk minum 30-40 menit setelah dilahirkan
TATALAKSANA INISIASI MENYUSU DINI
  1. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat melahirkan
  2. Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan.
  3. Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih (verniks).
  4. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan.
  5. Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
  6. Biarkan bayi bergerak sendiri mencari puting susu ibunya.
  7. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal satu jam walaupun proses menyusu telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusu hingga 1 jam, biarkan bayi berada di dada ibu sampai proses menyusu pertama selesai
  8. Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan memberikan suntikan vitamin K1 sampai proses menyusu pertama selesai.
  9. Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain.
  10. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada indikasi medis yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar